Manado, Rekam-jejak.id – Dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan, di mana banyak kendaraan terpaksa ditarik akibat kredit macet, Ketua Organisasi 87 Hukum & Kriminal Indonesia Sulawesi Utara, Fenly Lumentut, menyerukan kepada pemerintah untuk lebih arif dalam melihat kondisi para pengemudi ojek online (ojol) dan taksi online (taxol).
Lumentut berharap pemerintah pusat dan daerah dapat mempertimbangkan untuk mengembalikan setidaknya 50% dari bonus poin yang pernah ada. “Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang harapan dan kesejahteraan para pekerja transportasi ojek online dan driver online,” tuturnya dengan bijak.
Beliau mengingatkan bahwa di awal kemunculan taxol dan ojol, ada bonus yang menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk bergabung. Namun, seiring waktu, bonus tersebut menghilang, seolah pemerintah baru menyadari potensi keuntungan yang ada.
Lumentut juga menyoroti tentang penggunaan data provider yang masif oleh para pengemudi ojol dan taxol. Hal ini tentu memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan penyedia data.
Berikut adalah model pendapatan aplikasi transportasi online yang perlu kita cermati bersama:
1. Komisi dari Pengemudi/Mitra: Aplikasi mendapatkan bagian dari setiap transaksi yang dilakukan oleh pengemudi.
2. Iklan dalam Aplikasi: Ruang iklan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi aplikasi.
3. Layanan Pendukung: Diversifikasi layanan seperti pengiriman makanan dan barang membuka peluang pendapatan baru.
4. Penjualan Data dan Analitik: Data yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk pengembangan layanan atau dijual kepada pihak ketiga yang berkepentingan.
5. Kemitraan dengan Bisnis Lokal: Kolaborasi dengan bisnis lokal menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan.
“Saya berharap pemerintah dapat memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini. Banyak driver taxol dan ojol yang merasa terdesak hingga akhirnya mencari jalan pintas di situs judi online. Mereka tergiur dengan janji keuntungan besar, namun justru terjerumus dalam kerugian yang lebih dalam,” pungkasnya dengan nada prihatin.
Semoga pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk membantu para pengemudi taxol dan ojol agar dapat keluar dari kesulitan ekonomi ini.
Ketua Organisasi 87 Hukrim menyadari urgensi penanganan masalah yang dihadapi oleh para driver taksi daring. Dalam situasi ini, kami mengajak pemerintah untuk bertindak bijaksana dan tanggap dalam merespons nasib para pekerja ini. Kerjasama yang sinergis dari pemerintah akan sangat berarti dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh para driver taksi daring. Maka, mari bersama-sama mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Baca Juga : 👇
Respon (1)