Jakarta, Rekam-jejak.id – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kembali menegaskan penolakan terhadap kedatangan atlet Israel dalam ajang World Artistic Gymnastics Championships 2025 yang akan diselenggarakan di Jakarta. Penolakan ini merupakan wujud dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina dan penentangan terhadap segala bentuk penjajahan, sesuai dengan amanat konstitusi UUD 1945.
Sikap PDI-P ini sejalan dengan warisan politik Presiden pertama RI, Soekarno, yang secara tegas menolak hubungan diplomatik dengan Israel. Penolakan ini bukan sekadar retorika, melainkan diimplementasikan melalui langkah-langkah konkret di bidang olahraga dan diplomasi.
Juru bicara PDI-P, Guntur Romli, mengingatkan kembali sejarah penolakan Soekarno terhadap keikutsertaan Israel dalam berbagai ajang olahraga internasional, seperti kualifikasi Piala Dunia 1958 dan Asian Games 1962. Sebagai respons terhadap diskriminasi tersebut, Indonesia mendirikan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) sebagai alternatif bagi negara-negara dunia ketiga yang menjunjung tinggi semangat anti-penjajahan.
PDI-P memandang penolakan ini sebagai kelanjutan dari garis ideologis Bung Karno yang menentang segala bentuk kolonialisme dan kekerasan terhadap kemanusiaan, terutama dalam konteks situasi terkini di Gaza, Palestina. Penolakan terhadap atlet Israel ini mencerminkan solidaritas terhadap perjuangan bangsa Palestina dan konsistensi dalam menentang penjajahan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Soekarno di masa lalu.