Bandung,Rekam-jejak.id – Dalam perjalanan panjang sebuah bangsa, ada kalanya kita menyaksikan babak-babak kehidupan para tokohnya yang penuh liku. Hari ini, Setya Novanto, mantan Ketua DPR RI, memulai babak baru dalam hidupnya. Setelah mendekam di balik jeruji Lapas Sukamiskin, Bandung, ia kini menghirup udara kebebasan melalui program pembebasan bersyarat (PB).Minggu,(17/08/1986).
Kakanwil Ditjen Pemasyarakatan Jawa Barat, Kusnali, mengonfirmasi bahwa Setya Novanto telah bebas sejak Sabtu, 16 Agustus 2025. Pembebasan ini adalah buah dari peninjauan kembali (PK) yang dikabulkan, di mana Mahkamah Agung (MA) mengurangi hukumannya dari 15 tahun menjadi 12 tahun 6 bulan. Sebuah perjalanan hukum yang panjang, yang kini berujung pada kesempatan kedua bagi seorang tokoh yang pernah menduduki puncak kekuasaan.
Namun, kebebasan ini bukanlah tanpa syarat. Setya Novanto tetap terikat kewajiban untuk melapor secara berkala ke Badan Pemasyarakatan (Bapas). Sebuah pengingat bahwa kebebasan sejati selalu disertai tanggung jawab.
Perjalanan Setya Novanto menuju titik ini penuh dengan pelajaran. Ditahan oleh KPK sejak 2017 dan divonis 15 tahun penjara pada 2018 dalam kasus korupsi e-KTP, ia telah melewati masa-masa sulit yang menguji ketabahan dan integritasnya. Putusan MA yang mengabulkan PK dan mengurangi hukumannya menjadi 12,5 tahun, disertai pencabutan hak untuk menduduki jabatan publik selama 2 tahun 6 bulan setelah masa pidana selesai, adalah cermin dari keadilan yang tetap harus ditegakkan.
Selain itu, kewajiban untuk membayar denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan, serta membayar uang pengganti USD 7,3 juta, adalah pengingat bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban.
Kebebasan bersyarat Setya Novanto adalah momentum bagi kita semua untuk merenungkan arti keadilan, tanggung jawab, dan kesempatan kedua. Semoga, babak baru dalam hidupnya ini menjadi kesempatan bagi Setya Novanto untuk merefleksikan diri, berkontribusi positif bagi masyarakat, dan menjadi teladan bagi generasi mendatang.
Sebagai bangsa, kita berharap bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, dapat belajar dari kesalahan masa lalu, memperbaiki diri, dan memberikan yang terbaik bagi nusa dan bangsa. Karena, pada akhirnya, kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kualitas individu-individu yang ada di dalamnya.
Baca Juga : 👇
Respon (1)